Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Minggu (4/5/2025) menuturkan, komposisi dan penampilan lahirian ibadah wajib ini sepenuhnya politik dan kandungan bagian-bagiannya sepenuhnya spiritual serta ibadah untuk memberikan manfaat kepada seluruh umat manusia.
Ia menambahkan, hari ini tidak ada manfaat yang lebih tinggi bagi umat Islam, selain persatuan, dan kerja sama untuk menyelesaikan masalah-masalah Dunia Islam, yang jika persatuan ini dicapai maka masalah-masalah seperti Gaza dan Yaman tidak akan pernah terjadi.
Ayatullah Khamenei, dalam pertemuan dengan Panitia Haji dan sejumlah calon jemaah haji di awal paparannya kembali mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban tewas dalam insiden pahit Bandar Abbas, dan mendoakan mereka supaya diberikan kesabaran dan ketenangan.
“Allah SWT, akan memberikan pahala ribuan kali lipat lebih berharga kepada mereka yang bersabar dalam menghadapi berbagai bencana yang menimpanya,” kata Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran.
Ayatullah Khamenei, menganggap kerusakan yang dialami sejumlah instansi dalam bencana alam dan non alam dapat diperbaiki oleh kerja keras dan kemampuan instansi lain.
Ia melanjutkan, “Apa yang telah membuat hati manusia teriris adalah ketika keluarga-keluarga kehilangan anggotanya, sehingga mengubah peristiwa ini menjadi sebuah musibah bagi kita semua.”
Imam Khamenei melanjutkan, makrifat dan pengenalan atas tujuan serta berbagai dimensi haji bagi para jemaah haji adalah pendahuluan yang sangat penting dalam pelaksanaan secara benar kewajiban Ilahi ini.
Mengutip ayat suci Al Quran, Ayatullah Khamenei menjelaskan, “Penggunaan kata ‘naas’ di banyak ayat Al Quran, menunjukkan bahwa Allah SWT, mewajibkan haji untuk mengelola seluruh manusia, bukan hanya Muslim, maka dari itu pelaksanaan haji secara benar, berarti melayani umat manusia.”
Beliau juga menerangkan tentang poin-poin kognitif haji, menurutnya haji adalah satu-satunya kewajiban yang bentuk dan komposisinya 100 persen politik, pasalnya masyarakat setiap tahun berkumpul di satu tempat dan waktu yang sama untuk tujuan yang sama yang semangatnya memiliki substansi politik.
Ayatullah Khamenei melanjutkan, selain bentuk dan komposisi politik haji, muatan bagian-bagiannya juga 100 persen spiritual dan ibadah, dan masing-masing menyinggung simbol-simbol serta pelajaran tentang masalah-masalah serta beragam hal penting dalam hidup manusia.
Tawaf, menurut Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, memberikan pelajaran kepada manusia tentang pentingnya berputar di sekitar poros dan pusat Tauhid.
“Tawaf mengajarkan kepada umat manusia bawa pemerintah, kehidupan, ekonomi, keluarga, dan semua masalah hidup harus berputar di sekitar Tauhid, jika hal ini dilakukan, maka kekejaman, pembunuhan anak, dan arogansi ini tidak akan pernah ada, dan dunia akan menjadi taman indah,” paparnya.
Pemimpin Revolusi Islam Iran, Saai di antara Shafa dan Marwah, mengajarkan bahwa manusia harus selalu bekerja keras di antara gunung-gunung permasalahan, dan sama sekali tidak boleh berhenti, menunda, dan terheran-heran.
Ayatullah Khamenei, menyebut gerakan ke arah padang Arafah, Masyaar, dan Mina, adalah pelajaran untuk bergerak kontinu dan menghindari diam.
Ia menerangkan, “Berkurban juga adalah isyarat simbolik terhadap hakikat bahwa manusia terkadang harus merelakan orang-orang tercintanya, berkurban, atau bahkan dia sendiri yang menjadi kurban.”
Terkait Rami Al Jamarat (lempar jumrah) Ayatullah Khamenei, mengatakan Allah SWT menekankan bahwa manusia harus mengenal setan, jin, dan manusia, dan di mana pun bertemu dengan setan, maka lempar dan kalahkanlah.
Menurut Pemimpin Revolusi Islam Iran, mengenakan pakaian ihram, juga merupakan tanda kekhusyuan dan kesetaraan umat manusia di hadapan Tuhan, dan seluruh amalan ini memberikan arah pada kehidupan manusia.
Dengan bersandar kepada ayat Al Quran, Ayatullah Khamenei, menganggap pertemuan haji sebagai pemahaman dan akses ke berbagai kepentingan manusia.
Ia menegaskan, “Hari ini tidak ada manfaat yang lebih tinggi bagi umat Islam selain persatuan, dan jika umat Islam, bersatu, berkoordinasi serta bekerja sama, maka bencana-bencana yang terjadi saat ini di Gaza dan Palestina, tidak akan pernah terjadi, dan Yaman, tidak akan tertekan seperti sekarang ini.”
Ayatullah Khamenei, meyakini bahwa perpecahan umat Islam, membuka kesempatan bagi terlaksananya pemaksaan kehendak dan keserakahan para penjajah semacam Amerika Serikat, Rezim Zionis, dan arogan lainnya terhadap bangsa-bangsa lain.
“Dengan persatuan umat, keamanan dan kemajuan serta kerja sama negara-negara Islam, dan bantuan-bantuan mereka kepada selainnya akan mungkin dilakukan, dan peluang haji harus dilihat dari sudut pandang ini,” ujarnya.
Pada saat yang sama, Pemimpin Revolusi Islam Iran, menilai tugas dan kewajiban negara-negara Islam, terutama negara tuan rumah untuk menjelaskan hakikat dan tujuan haji, besar dan menonjol.
Ia menuturkan, “Para pejabat negara, ulama, dan cendekiawan, penulis, dan orang-orang berpengaruh terhadap opini publik berkewajiban untuk menjelaskan hakikat haji kepada masyarakat.”
Sebelum Ayatullah Khamenei, menyampaikan paparannya, Hujatulislam Sayid Abdolfattah Navab, Wakil Wali Fakih, untuk urusan haji dan ziarah, yang juga Kepala Jemaah haji Iran, mengumumkan slogan haji tahun ini “Haji; Perjalanan Qurani, Kerja Sama Islam, dan Dukungan atas Palestina Tertindas”, dan menjelaskan program kerja bagi para jemaah haji tahun ini.
Kepala Badan Haji dan Ziarah Iran, mengatakan, tahun ini 86.000 warga Iran, yang tergabung dalam 874 kelompok terbang dari 123 bandara akan diterbangkan ke tanah suci.
Di antara inti pembicaraan pada petugas haji Iran, adalah pelaksanaan 210.000 umrah dalam delapan bulan terakhir, peningkatan efektivitas tenaga kerja pelayanan haji, kuota untuk dua kelompok terbang warga Iran di luar negeri dalam haji tahun ini, dan kesiapan penuh panitia haji untuk memberikan pelayanan lebih baik kepada jemaah haji Iran tahun ini.
342/
Your Comment